Month: Januari 2013

DUA RIBU TIGA BELAS


Komang Dean Ananda. Seorang anak perempuan yang lembut (hahaha) masih berada di medan perantauan, YOGYAKARTA. 2,5 tahun sudah aku melewati detik-detikku di medan istimewa ini. Pendidikan. Itu yang aku kerjakan di sini. Sudahkah maksimal? Optimal? I don’t think so..

Ada 3 hal yang sejujurnya ingin aku dapatkan di sini. Gelar Sarjana dengan IPK istimewahh luar biasah okeh mempesonah, teman sebanyak-banyaknya yang paling banyak diantara yang banyak-banyak, dan Cinta (ehem).

3 hal itu sangat sederhana namun rumit pada kenyataannya. Tapi harus kukejar! Mama dan Papa adalah alasan dari semua ini. Mama dan Papa adalah makhluk terindah yang Tuhan ciptakan untukku yang paling utama akan aku suguhkan dengan realita mimpi-mimpiku itu. Semoga O:)

Well. Di awal tahun ini aku justru terserang penyakit yang bagiku aneh. Dengue Fever. Sejenis demam namun tidak berdarah. Pada dasarnya demam ini berpotensi menjadi Demam Berdarah Dengue (DBD). Huaaaahh bermalam di hotel orang-orang yang kurang sehat (hospital) selama 4hari 3malam bagiku sangat memuakkan. Dengan 7 suntikan dimana darah disedot-sedot untuk dicek kesehatannya setiap hari. Obat-obatan yang notabene benda yang paling benci untuk aku konsumsi. Ketika sesegera saat itu juga Ibunda dan Ayahanda langsung meluncur menuju medan perantauan dari Pulau Eksotik nan indah, Pulau Dewata. Hal pertama yang mereka ucapkan “Mulai sekarang, no kegiatan, no naik gunung, no sibuk-sibuk gg jelas, BELAJAR!”

Sejenak aku kesal, tapi kemudian aku menyesal. Mereka hanya ingin aku baik-baik saja, menyelesaikan apa yang harus kuselesaikan dan membuat mereka tersenyum lebar sampai gigi-gigi mereka terlihat semuanya. Batinku,, I promise…

Ya. Ada sebuah quotes dari seseorang yang special, so special someone…

“Sekuat apapun kamu, kamu juga butuh istirahat. Sepintar apapun jalan pikiramu, kamu juga butuh mendengarkan orang lain.” (PRAPP, 2013).

I’m Komang Dean Ananda. Woman who is preparing to conquer the world and love!

God blessss…

 

Believe, Go, and Reach It!

DeanA.

GADJAH MADA KITA (GAMAKITA)


“Kita adalah Pemilik SAH Gadjah Mada!”

Kalimat itu membuatku tertegun sejujurnya, lalu kemudian berpikir dan bertanya pada diriku “Apa itu Gadjah Mada Kita? Buat apa aku (mau) terlibat di dalamnya?”

Oh maannnn! Adalah yang paling asing di dalamnya. Dimana orang-orang hebat yang nggak biasa dan luar biasa ada di situ. Orang-orang yang memikirkan masa depan UGM, Yogyakarta, Indonesia, bahkan sampai dunia yang secara real dan nyata mereka gambarkan. Ketika di awal aku masuk dan (hampir) meleburkan diriku, sempat terlintas (sangat) sedikit di benakku apa sih alasan yang menjadi dasar bagi mereka memikirkan hal-hal berat itu. Mengapa tidak mereka habiskan waktu luang untuk bersantai, bersenang-senang, dan sejenisnya. Ya. Memang, aku bisa berada di dalamnya. Aku pun bisa melebur. Meski di awal aku tidak yakin aku mengerti mereka dan sebaliknya. Tapi pada akhirnya aku bisa. Yang aku belum bisa adalah seperti mereka. Bukan menjadi seperti mereka, tapi lebih kepada mempunyai mimpi yang besar (berat lebih tepatnya, haha) seperti mimpi-mimpi mereka.

See. Aku mendapatkan banyak pernak-pernik kehidupan di GamaKita. Salah satu dari salah banyaknya adalah CINTA. Satu hal yang dapat kita temukan dimana saja. Tapi, aku merasakan sesuatu yang berbeda dengan Cinta GamaKita ini. Entah. Next, Salah dua dari salah banyak yang berikutnya selain cinta adalah KELUARGA. Oh myyyyyy! Dapet abang-abang baru dan adek-adek baru. Ya. Sejujurnya aku hanya memanfaatkan mereka. Untuk belajar. Belajar segalanya. Lanjut, yang aku dapatkan lagi adalah PERTANYAAN. Pertanyaan yang selalu butuh jawaban, setelah ini apalagi yang aku dapatkan dari kalian, karena begitu banyak aku dapatkan hal-hal baik dari kalian secara tersirat maupun tersurat baik secara langsung maupun tidak langsung :’)

Awalnya GamaKita memang ada untuk kampanye. Tapi, seiring berjalannya waktu dan berotasinya bumi menurutku GamaKita ada karena takdir. Takdir maaannnnn! Takdir untuk terus bersama! Takdir untuk terus belajar! Takdir untuk terus melanjutkan mimpi dan membuatnya nyata! *merinding*

Oke. Back to kenyataan-kenyataan yang terjadi. Bagiku itu bukan kekalahan, tapi prestasi. Tidak sedikitpun aku kecewa (bohong, –actually kecewa, tapi dikitlah~) hanya saja banyak pertanyaan yang kemudian timbul dan terkhususkan pada apa sebetulnya yang masih kurang. Jawabannya adalah banyak. So, what should we do? Yah. Apa saja. Lakukan apa saja yang ingin, bisa, dan harus dilakukan untuk pertempuran berikutnya. Sekarang yang menjadi persoalan adalah apa hanya aku yang berpikir dan merasa seperti ini? Apa hanya aku yang ingin GamaKita tetap hidup dalam sebagaimana artinya? Apa hanya aku yang punya harapan seperti ini terhadap GamaKita? Entah. Aku berharap, you too. All of you!

Well. The last… Session tengs for…

Trimakasih untuk rapatnya, untuk capeknya, untuk ribetnya, untuk bingungnya, untuk paniknya, untuk was-wasnya, untuk ngantuknya, untuk betenya, untuk kumpul-kumpulnya, untuk seneng-senengnya, untuk kebersamaannya, untuk pembelajarannya, untuk semuanya terutama untu kekuatannya J

Honestly, kangen pasang-pasang baliho sama Tour de Faculty  :3

Salam Gadjah Mada Kita!

Believe, Go, and Reach It!

DeanA.